Effective Folowership
SETIAP individu mempunyai potensi dan karakteristik berbeda sesuai pribadinya. Dalam organisasi, perbedaan karakter ini harus dikembangkan menuju pribadi yang sesuai kebutuhan organisasi, antara lain melalui hubungan kerja yang harmonis, manajemen emosi, good leadership dan good followership. Follower (pengikut) bukanlah sinonim dari bawahan, tetapi orang yang beraktivitas secara cerdas, bebas, berkomitmen dan beretika. Pengikut berbagi pekerjaan dengan pemimpin, memiliki komitmen untuk menyelesaikan tugas dan bersama-sama pemimpin berusaha mewujudkan organisasi yang sukses.
Kelley’s Research menunjukkan, pengikut memberikan kontribusi 80% terhadap kinerja organisasi, sedang pemimpin hanya memberikan 20% saja. Meski begitu, seseorang dapat menjadi pemimpin baik apabila ia juga bertindak sebagai pengikut yang baik (a good leader also a good follower). Dalam konsep Quantum Leadership dari The Jakarta Consulting Group, terdapat 5 peran utama seorang pengikut:
(1) strategic implementor, pengikut berperan sebagai pihak yang mengimplementasikan strategi dalam operasional organisasi sehari-hari
(2) as a leader, kadang-kadang seorang pengikut menerima delegasi dari pimpinannya untuk melaksanakan kegiatan kepemimpinan seperti pengambilan keputusan
(3) source information, pengikut menjadi sumber informasi (kadang disebut market intelligence) bagi pemimpinnya baik informasi dari dalam maupun luar organisasi
(4) feed back provider, pengikut wajib menyediakan umpan balik bagi kegiatan yang dilakukan pemimpinnya
(5) friend and partner, pengikut harus bisa berfungsi sebagai teman dan mitra kerja pemimpin.
Robert E Kelley membagi follower menjadi 5 tipe, yaitu:
(1) sheep (domba), pengikut yang pasif, tergantung, dan tidak kritis dalam pemikiran sehingga hanya menjalankan apa yang diperintahkan pimpinan
(2) yes people, pengikut yang aktif tapi berpikir tidak kritis dan tidak bebas, berusaha mengantisipasi setiap langkah serta siap untuk membukakan pintu untuk atasannya
(3) alienated follower, pengikut yang bebas dalam berpikir tapi pasif dalam pendekatan, sering kecewa terhadap pemimpin dan tidak memberikan seluruh tenaga dan komitmennya terhadap organisasi
(4) survivor, pengikut yang mudah menyesuaikan diri dengan segala kondisi organisasi
(5) effective follower, pengikut yang aktif, mandiri, berpikir kritis, dan berkomitmen tinggi terhadap organisasi. Tipe kelima merupakan tipe pengikut yang efektif dan dibutuhkan suatu organisasi untuk mencapai tujuannya.
Menyadari arti penting pengikut bagi tujuan bisnis, manajemen perlu secara serius dikembangkannya. Terdapat 5 langkah untuk mengembangkan effective followership:
(1) mendefinisikan kembali peran pengikut dan pemimpin dengan seimbang tetapi dengan kesadaran bahwa aktivitas keduanya berbeda
(2) mengembangkan keterampilan untuk menjadi pengikut yang efektif melalui pendelegasian tugas
(3) mengimplementasikan evaluasi kinerja berdasarkan kapasitas pengikut
(4) membangun struktur organisasi yang dapat menggali terciptanya pengikut yang efektif dengan menciptakan kesempatan yang sama bagi semua pengikut untuk menjadi pemimpin
Oleh : Dra Suhartini MSi, Staf Pengajar Program Pascasarjana FE UII
Kedaulatan Rakyat – Selasa, 13 Mei 2008